Rabu, 24 Desember 2008

PAHLAWAN HELIKOPTER

" Beribadalah kamu sekeras kerasnya seolah olah mati esok hari, dan bekerjalah sekeras kerasnya solah olah kamu hidup selamanya "

Penerbangan merupakan suatu pekerjaan yang melawan kodrat manusia yang harus hidup di darat, tapi hal tersebut juga merupakan suatu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Oleh karen itu sebagai pilot kita tidak boleh takut tetapi juga jangan lupa untuk selalu berdoa karena bahaya selalu mengintai kita setiap saat.

Kecelakaan dalam penerbangan merupakan suatu kejadian yang menyedihkan bagi kita semua apalagi hal tersebut terjadi pada teman, saudara atau sahabat kita. berikut ini beberapa Pahlawan kita yang telah mendahului kita demi pengabdiannya pada bangsa Indonesia tercinta :

1. Helikopter milik TNI AU yang membawa 11 penumpang jatuh di Desa Lubuk Agung, Kecamatan Sikijang, Kabupaten Pelalawan, Riau pada 7 Januari 2008. Sebelum jatuh, pilot heli sudah memberikan sinyal tanda bahaya bahwa mesin mengalami kerusakan dan akan segera jatuh.

2. Helikopter Super Puma H-3112 milik TNI AU jatuh saat hendak menjalani uji terbang di Hanggar Udara Pangkalan Utama TNI AU, Sentani, Papua, pada 16 November 2007 pukul 11.20 WIT. Beruntung, pilot dan tiga krunya selamat. Sebelum jatuh, helikopter Super Puma H-3112 milik TNI AU yang jatuh di Hanggar Udara Pangkalan Utama TNI AU, Sentani, Papua itu, baru saja mendapat perawatan. Mesin heli diketahui mati pada ketinggian 15 kaki. Pada ketinggian itu, tiba-tiba saja mesin helikopter mengalami gangguan. Diduga, karena sistem pembakaran tidak berjalan baik, sehingga mesin heli mendadak mati.

3. Helikopter jenis Bell 412 nomor register HA 5114 milik TNI-AD juga jatuh di lapangan bola Iwoki, Pulau Wetar, Maluku Tenggara Barat, pada 11 Januari 2005 sekitar pukul 11.45 Wita.Helikopter itu membawa Gubernur Maluku Karel Albert Rala Halu, Pangdam XVI/Patimurra, Mayjen (TNI) Syarifudin Summah, Kapolda Maluku Brigjen Aditya Marwan, Kajati Maluku Madsudi Ridwan, Danlantamal VIII/Maluku Kol (Mar) Bambang, Bupati Maluku Tenggara Barat, Orat Mangun dan Indra Hasan anggota muspida dari Propinsi Maluku, jatuh dari ketinggian 15 meter akibat angin kencang.

4. Heli jenis Bell 212 milik TNI-AL yang diawaki oleh pilot Kapten Novi dan kopilot Letda Putu, pada 22 Desember 2005, bersama dua orang penumpang bernama Kogoya dan Mayu, lepas landas dari Bandara Abire di Nabire sekitar pukul 10.25 WIT. Sekitar 30 menit kemudian, pesawat heli itu kehilangan komunikasi dengan pihak bandara, dan diketahui telah jatuh di sekitar kawasan Sungai Siriwo.

5. Helikopter milik TNI AD jenis Bell 205 dengan nomor register 5078 jatuh di pengunungan Desa Blang Rakal kilometer 32 arah selatan kota Biereuen pada 12 Oktober 2004. Kecelakaan tersebut menyebabkan delapan anggota TNI tewas.

5. Pada 24 Desember 2004, helikopter jenis Superpuma milik TNI-AU jatuh dan terbakar di Desa Suren Gede, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah, pukul 12.15 WIB. Sebanyak 14 awak dan penumpang helikopter militer itu tewas.

6. Helikopter jenis Bell HU-416 milik TNI-AL jatuh di Nabire, Papua, pada Rabu (23/12/2004) yang menewaskan lima awak dan penumpangnya.

7. Pada 30 Oktober 2003 helikopter militer jenis Sikorsky S-58T Twin Pack dengan nomor H-3408 milik TNI Angkatan Udara pukul 10.15, jatuh di areal kebun kacang dan tanaman singkong di dalam pangkalan udara militer Atang Sanjaya, Bogor. Tujuh anggota TNI Angkatan Udara--dua penerbang dan lima kru mekanik--tewas seketika setelah helikopter angkut serbaguna buatan Amerika pada 1970 itu terhempas ke tanah. Lokasi musibah hanya berjarak 50 meter dari tempat pesawat tersebut tinggal landas.

8. Helikopter jenis Bell 47G Soloy jatuh saat menjalani latihan di Subang. Sang pilot, Letnan Satu Penerbang Hengky, tewas. Prajurit Dua Ridi terluka dan dilarikan ke rumah sakit.

Mereka merupakan para pahlawan bagi kita semua, semoga amal ibadahnya diterima dan mereka ditempatkan di tempat yang layak, Amiiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar